AL-QUR’AN
DI MASA ABU BAKAR DAN ‘UMAR
1.Gerakan Mengumpulkan Shuhuf-shuhuf di Masa
Abu Bakar Ash Shiddiq
Telah terang kita
ketahui bahwa Al-Qur;an itu diturunkan berangsur-angsur. Setiap turun, Nabi SAW
.menyuruh penulis wahyu menulisnya. Kebanyakan sahabat menghafalnya. Akan
tetapi walaupu ditulis oleh para penulis wahyu, namun dia tidak terkumpul dalam
suatu mushhaf(suatu buku).
Para sahabat dimasa
Nabi SAW. Masih hidup pada menulis kepingan-kepingan tulang, pelepah-pelepah
korma dan pada batu-batu. Mereka menulis Al-Qur’an pada benda-benda tersebut karena
kertas pada masa itu belum ada.
Setelah Rasulullah SAW. Wafat dan Abu
Bakar menjadi khalifah, Musailamah Al Kadzazab mengaku dirinya nabi.Dia
mengembangkan khurafatnya dan kebohongan-kebohongannya. Dia dapat mempengaruhi
Banu Hanifah dari penduduk Yamamah lalu mereka menjadi murtad. Setelah Abu
Bakar mengetahui tindakan Musailamah itu, beliau menyiapkan suatu pasukan
tentara yang terdiri dari 4000 pengendara kuda,yang meggempur mereka.Dan
banyaklah para sahabat yang gugur syahid. Diantara sabahat yang gugur itu, Zaid
ibnu Khahthtab, saudara ‘Umar. Selain dari pada itu syahid pula 700 penghapal
Al-Qur’an. Setelah ummat islam mengeraskan tenaganya, pertolonga Allah pun
datang, aharulah tentara musailamah hancur dan lari. Dan mengurung mereka
didalam suatu kebun kurma.Al Barra’ ibn Malik menaiki tembok kebun dan
menjatuhkan dirinya ke dalam benteng, lalu membuka pintu.Setelah tentara islam
dapat masuk ke dalam, barulah Musailamah dan kawan-kawannya dapat dibunuh.
Kebun tersebut dinamai kebun mati.Orang yang membunuh Musailamah ini, juga
telah membunuh Hamzah.dia pernah berkata : “ Saya telah membunuh orang yang
paling baik (hamzah) dan saya telah membunuh orang yang paling jahat (
musailamah).”
2.Al-Qur’an di Masa
‘Umar r.a.
Setelah Abu Bakar
wafat, shuhuf-shuhuf itu di pegang ‘umar. Menurut suatu riwayat ‘umar menyuruh
meyalin Al-Qur’an dari shuhuf-shuhuf itu pada suatu sahifah ( lembara ).
Sesudah ‘Umar wafat
shuhuf atau sahifah itu disimpan oleh anak beliau Hafsah. Nyata dari berbagai
riwayat, bahwa Zaid ibn Tsabit menyempurnakan pentadwina shuhuf di masa Abu
Bakar sendiri. Dan nyata pula dari berbagai-bagai riwayat, bahwa yang menyimpan
shuhuf itu,ialah Khalifah. Mula-mula Abu Bakar, sesudah itu ‘Umar dan
sesudahnya,Hafsah, Adapun sebabnya disimpan oleh hafsah, tidak oleh
‘Utsman,sebagai Khalifah,karena:
a.
Hafsah itu
istri Rasul dan anak Khalifah.
b.
Hafsah itu
seorang yang pandai menulis dan pandai membaca.
AL-QUR’AN DI MASA ‘UTSMAN
1.Gerakan
mengumpulkan Shuhuf-shuhuf Dalam Satu Mushhaf di Masa ‘Utsman
Setelah
beberapa tahun berlalu dari pemerintahan ‘Utsman timbullah usaha dari pada
sahabat untuk meninjau kembali shuhuf-shuhuf yang telah ditulis oleh Zaid bin
Tsabit.
Maka ‘utsman meminta kepada hafsah supaya
memberika shuhuf-shuhuf yang ada padanya untuk disalin ke dalam beberapa
mushhaf. Sesudah shuhuf-shuhuf itu diterima beliau pun menyuruh Zaid bin
Tsabit, Abdullah ibn Zubair, Zaid ibn Ash,Abdurrahman ibn Haris ibn Hisyam
menyalin dari
Menurut
riwayat Ibnu Abi Daud, 12 orang. Dan yang di sepakati bahwa Zaid-lah
Yang
mengepalai badan tersebut. Badan ini dibentuk untuk menentuka bahasa
Mana
yang harus dipakai ( lafad dari bahasa mana yang harus dipakai ).
Komentar
Posting Komentar